Bijak Agar Tak Ikut Sebarkan Hoaks

Post on 09 Desember 2024

Oleh Indra Wijaya

JAKARTA -- Hadirnya media sosial membuat arus informasi mengalir begitu deras. Sangat mudah bagi Anda mendapatkan informasi tentang berbagai hal hanya dengan mengakses platform media sosial. Dari informasi yang bertema hiburan pemicu tawa sampai isu-isu penting seperti bencana, politik, dan hukum berseliweran di media sosial.

Hal itu pula yang membuat Anda begitu gampang untuk membagikan informasi kepada orang lain lewat media sosial. Baik itu informasi yang bersifat personal dengan orang-orang terdekat, hingga ke seluruh pengikut di berbagai platform media sosial.

Sayangnya tidak semua informasi yang beredar di media sosial terjamin kebenarannya. Tak sedikit kabar-kabar yang beredar itu hoaks alias bohong. Perlu kecerdasan dan kebijaksanaan dari pengguna media sosial untuk mencerna lebih dahulu informasi yang muncul di beranda hingga linimasa.

Sebagai contoh, pada November 2024 sempat beredar unggahan di media sosial Facebook yang mengeklaim Asosiasi Federasi Sepak Bola Internasional atau FIFA resmi mengumumkan lagu kebangsaan Indonesia Raya akan digunakan untuk pembukaan Piala Dunia 2026. Kementerian Komunikasi dan Digital sampai merilis berita untuk menangkal berita bohong tersebut.

Sayangnya, berita hoaks itu sudah terlanjur tersebar di berbagai platform media sosial. Ada saja warganet yang percaya dengan kabar tersebut. Namun ada juga yang paham jika berita itu sekadar khayalan belaka.

Nah, penting bagi Anda untuk menyaring kabar simpang siur semacam itu. Jangan sampai Anda mudah termakan berita hoaks yang menyesatkan. Lebih-lebih jika Anda ikut menyebarkan informasi tak bertanggung jawab itu ke orang lain. Jika itu terjadi, maka Anda telah menjadi agen berita hoaks di Indonesia.

Untuk itu diperlukan etika dan kedewasaan pikiran mengelola arus informasi di media sosial. Ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk menyaring informasi di berbagai platform media sosial.

Pertama, lakukan verifikasi dari informasi atau berita yang muncul di lini masa akun media sosial Anda. Caranya, cek sumber informasi tersebut. Pastikan sumber informasi berasal dari situs web atau lembaga yang terpercaya, seperti lembaga pemerintah, universitas, atau media resmi.

Pastikan juga tanggal dan lokasi isi informasi yang Anda dapat tersebut. Tak jarang berita bohong yang beredar berasal dari potongan kejadian dari tempat dan waktu yang berbeda.

Jika informasi itu berbentuk gambar atau video, Anda bisa memeriksa keasliannya dengan layanan pencarian gambar terbalik seperti Google Images atau TinEye. Jika informasi yang Anda dapatkan itu berupa berita, bisa cek kebenarannya menggunakan situs cekfakta.com, turnbackhoax.id, atau stophoax.id.

Jika Anda menemukan informasi hoaks di media sosial, jangan lupa melaporkan kepada platform media sosial yang bersangkutan. Harapannya, agar pengelola platform media sosial itu menghentikan penayangan informasi hoaks tersebut.

Anda juga harus memastikan untuk tidak membagikan informasi yang memuat informasi pribadi milik Anda sendiri atau orang lain di media sosial. Informasi pribadi itu bisa berupa alamat, nomor telepon, atau dokumen pribadi lainnya.

Pastikan juga informasi yang Anda bagikan di media sosial tidak merugikan orang lain. Jangan sampai Anda terjerat masalah hukum nantinya karena perbuatan merugikan orang lain di media sosial bisa dikenakan pidana, tepatnya Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Intinya, baca dan bagikan informasi di media sosial yang terverifikasi kebenarannya. Berpikirlah dua kali sebelum membagikan informasi di media sosial. Jadilah warganet yang cerdas, bijaksana, dan bertanggung jawab atas apa yang Anda unggah dan bagikan di media sosial.

keyword: hoaks, media sosial


Bagikan