JAKARTA -- Serangan siber dan kejahatan siber bukan lagi hal baru saat ini. Pesatnya perkembangan teknologi digital ibarat dua sisi mata uang. Di satu sisi memberikan kemudahan, namun di sisi lain muncul ancaman penyalahgunaan. Kejahatan siber itu bisa berupa pencurian, perusakan, atau penyusupan sistem komputer, jaringan, atau data.
Ancaman siber bukan cuma menyerang personal. Pelaku serangan siber atau peretas juga menyasar perusahaan. Motifnya pun beragam, bisa untuk mencuri informasi, mencuri identitas, merusak integritas data, menonaktifkan sistem, pengambilalihan kendali sistem, sampai merusak reputasi perusahaan.
Serangan ransomware menjadi salah satu ancaman paling merusak. Sebab lewat ransomware, para pelaku mengeksploitasi kelemahan keamanan untuk mengenkripsi data dan menuntut tebusan. Tak tanggung-tanggung, pada Juni 2024, Pusat Data Nasional atau PDN sempat diretas lewat virus ransomware.
Peretas meminta tebusan dengan nominal sangat besar, sekitar Rp 131 miliar. Butuh waktu berminggu-minggu bagi pemerintah untuk memulihkan data-data yang tersandera itu.
Tentu saja praktik jahat ini bisa saja menyasar pada perusahaan atau lembaga lain. Jika itu terjadi, tentu kerugian besar bakal menanti. Belum lagi kredibilitas perusahaan atau lembaga tersebut ikut terkikis akibat kejahatan peretasan tersebut.
Untuk mencegah serangan siber, berbagai upaya perlu dilakukan perusahaan. Mulai dari memasang firewall, antivirus, enkripsi data, pelatihan karyawan, sampai kebijakan akses terbatas. Berikut upaya pencegahan serangan siber pada perusahaan.
-
Firewall dan antivirus
Firewall dan antivirus adalah lapisan pertahanan utama data perusahaan. Firewall jadi penghalang pertama dengan memantau dan mengontrol lalu lintas jaringan dan menghalangi akses ilegal. Sementara antivirus bertugas memindai dan mengidentifikasi malware serta program jahat. Kombinasi keduanya membentuk pagar pertahanan yang efektif.
-
Enkripsi data
Dengan enkripsi, data penting perusahaan akan diubah menjadi kode rahasia yang hanya bisa dibuka dengan kunci digital khusus. Walhasil, jika data berhasil dicuri maka peretas tak bisa mengartikan data tersebut.
-
Pembaruan sistem
Pembaruan sistem adalah langkah kritis dalam menjaga keamanan perusahaan karena menyediakan tambalan keamanan untuk menutup celah yang dapat dimanfaatkan oleh peretas. Melalui pembaruan teratur, perusahaan dapat mengidentifikasi dan memperbaiki kerentanan keamanan, mencegah eksploitasi oleh malware atau serangan berbasis kelemahan.
-
Pelatihan keamanan pada karyawan
Pelatihan menjadi penting untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan terhadap ancaman siber. Karyawan yang teredukasi dapat mengidentifikasi serangan phishing, menghindari perilaku berisiko, dan melaporkan aktivitas mencurigakan. Karyawan yang terlatih menjadi lapisan pertahanan tambahan, mencegah kebocoran informasi atau akses tidak sah.
-
Kebijakan akses terbatas
Kebijakan akses terbatas mengurangi risiko akses tidak sah, membatasi peluang peretasan atau penyalahgunaan data oleh karyawan. Dengan kontrol yang ketat, perusahaan dapat memitigasi potensi risiko kebocoran informasi dan menjaga kepercayaan pelanggan serta kepatuhan regulasi, menciptakan lingkungan keamanan yang lebih terkendali.
-
Pemantauan dan deteksi dini
Upaya preventif ini efektif mengidentifikasi aktivitas mencurigakan atau ancaman cyber sebelum merusak sistem. Berkat alat pemantauan canggih, perusahaan dapat mendeteksi serangan sejak dini, memberikan waktu untuk merespon dan mengisolasi ancaman.
-
Perkuat perlindungan surat elektronik
Penambahan sistem keamanan email menjadi kebutuhan wajib perusahaan. Dengan sistem ini, perusahaan dapat memastikan bahwa informasi yang masuk dan keluar dari perusahaan melalui email tetap aman.
keyword: ransomware, surat elektronik, firewall, enkripsi